Rangga Dipa ~ Ramuan Herbal untuk Radang saluran kencing, Rematik, dan Asma

RANGGA DIPA (clerodenron indicum (L) O. Ktje., C. fortunatum BL., C. aiphonanthus R.Br.)

Nama daerah : Genje (jawa); daun apium, sekar petak, biduyuk, ganja, mamadatan (sunda); rangga dipa (sumatera)

Rangga dipa tumbuh liar, batang perdu, tegak, kulit batang, warna hijau keunguan, retak-retak memanjang, jika dipotong di tengah terdapat rongga. Daun berbentuk garis, warna hijau tua mengilap, tepi daun rata bergelombang dan berbingkai garis. Posisi daun duduk melingkar berseling, dalam 1 lingkaran terdapat 3 daun, pangkal daun dan bagian ujung meruncing. Panjang daun 6-15 cm sedangkan lebar 1,3-1,5 cm. bunga mengelompok membentuk paying, tumbuh dari ketiak daun, tangkai bunga merah, di ujung warna kuning. Mahkota bunga berwarna merah tua, bentuk bintang 5. buah bulat, yang muda berwarna hijau sedangkan buah matang kuning pucat. Tumbuhan ini berkembang biak dengan biji dan akar.

Rangga dipa tumbuh liar di lading, pinggir hutan, pinggir perkampungan, lahan terbuka atau agak terlindung, tanah yang agak lembap seperti di kebun pisang. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl. Tumbuhan ini merupakan gulma pada pertanaman buah-buahan dan perkebunan.

kegunaan : Rangga dipa berguna untuk mengobati sakit kencing, asma, rematik, kesleo

1) Sakit buang air seni karena radang
Daun rangga dipa dan daun rumput lidah ular masing-masing 10-15 g direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi separuhnya. Air rebusan diminum pagi dan sore atau malam hari. Air rebusan hanya digunakan untuk 2 kali penggunaan.

2) Asma
Daun rangga dipa dikeringkan, lalu dibuat rokok. Rokok daun rangga dipa dipakai seperti rokok pada umumnya.

3) Rematik dan keseleo
Daun rangga secukupnya dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Hasil tumbukan ditempelkan pada bagian yang sakit.